Tahap-Tahap Perkembangan Anak yang Perlu Diketahui
Table of Contents
Mengenal tahapan perkembangan anak nantinya akan mempermudah suatu pihak mencermati anak dan menghindari gangguan mental layaknya stress dalam upaya membimbing serta mendidik anak. Walaupun masing-masing anak itu memiliki karakteristik berbeda dan suasana kondisi dalam berhadapan dengan anak senantiasa tidak terkira.
Terlebih lagi, anak berkembang secara fisik dan mengalami pertumbuhan. Sebagian besar tumbuh kembang anak bisa dicermati melalui kemajuan akan perkembangan anak berupa inteligensia, psikologi dan sosial, serta pandangan hidup. Perihal tersebut bisa diringkas ke dalam perbuatan yang mesti dilakukan berupa tugas perkembangan yang mesti dijalani oleh seluruh pihak selaras dengan kategori usianya. Berikut tahap-tahap perkembangan anak, antara lain.
Usia 0-6 Bulan
Bayi yang baru lahir cuma mampu menangis untuk melakukan komunikasi. Dengan demikian, sangat tidak dianjurkan menelantarkan bayi baru lahir menangis dengan tiada henti sampai stres tanpa perawatan dengan cepat.Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan kognitif pada bayi usia 0-6 bulan, antara lain.
- Bayi dapat memanfaatkan kelima panca inderanya untuk mengidentifikasi lingkungan di sekelilingnya.
- Selain itu, bayi pada usia ini mampu memahami suara orang paling dekat dengannya,
- Meminati berbagai mainan yang memiliki corak yang cerah serta mulai menggerakkan tangan dan kaki untuk menjamah mainan.
- Terlebih lagi, menyentuh wajah seseorang jika mendekatkan diri ke bayi.
Usia 6-12 Bulan
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan fisik pada bayi usia 6-12 bulan, antara lain.- Bayi telah bisa belajar berguling, duduk, berpijak, merangkak, berjalan dengan saling berpegang pada objek benda, menarik serta mendorong suatu objek.
- Bayi dapat menari jika mendengar irama musik.
- Menggerak-gerakkan jari-jarinya, gemar menumpukkan mainan.
- Gemar melakukan tepuk tangan.
- Gemar membalik buku.
- Mulai banyak mengeluarkan suara.
Usia 6-24 Bulan
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan sosial emosional pada bayi usia 6-24 bulan antara lain.- Perkembangan emosional bayi dapat dilihat dari mimik muka yang sedih, senang dengan tertawa, tersenyum dan perasaan tidak suka akan sebuah objek benda ataupun seseorang.
- Mulai bisa menanggapi dengan berusaha segala-gala sesuatu sendiri dan berusaha menyamai tingkah laku seseorang.
- Kesukaran untuk berpisah dengan berbagai orang yang paling dekat dengannya disebabkan telah mampu mendapatkan hubungan kedekatan emosional satu sama lain yang intens.
- bayi sangat gemar melihat dirinya sendiri di depan kaca.
- Sangat suka didekap dibandingkan dibelai.
- Bayi mampu memahami berbagai perintah yang simpel contohnya “ambil boneka tersebut!”.
- Ia menjadi terpusat pada diri sendiri (egosentris), hanya saja belum bisa membagi sesuatu bersama dengan orang lain.
- Tidak suka akan kerutinan yang berubah.
Usia 2-5 Tahun
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan kognitif pada anak usia dini 2-5 tahun, antara lain.- Anak mampu mengikuti contoh suara lagu dan musik.
- Dapat melakukan tanya jawab yang singkat dengan orang lain.
- Memiliki level konsentrasi dengan durasi yang lama.
- Dapat mengenal objek benda menurut corak warna, wujud dan ukuran.
- Anak mulai bisa membuat kalimat dalam percakapan.
- Dapat ikut mengucapkan berupa mengulang sebuah cerita atau peristiwa.
- Mulai suka akan membaca dan mendengar berbagai kisah tentang kepahlawanan.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan fisik pada anak usia dini 2-5 tahun, antara lain.
- Dapat melakukan berbagai gerakan pelik layaknya meloncat-loncat dan berlari teramat kencang.
- Menangkap dan melempar suatu objek layaknya bola.
- Minum dari cawan.
- Menggenggam alat tulis ataupun sendok dan garpu dengan baik.
- Menanggalkan pakaiannya sendiri namun hanya saja masih terkadang memerlukan bantuan untuk mengenakan pakaian.
- Membuat gambar dengan krayon atau pensil warna.
- Dapat membersihkan atau mencuci tangan sendiri.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini 2-5 tahun, antara lain.
- Dapat bermain dengan begitu mandiri atau bermain berbarengan dengan teman-temannya.
- Dapat melakukan komunikasi dengan orang dewasa.
- Lebih simpel dalam melakukan adaptasi dengan orang baru dan keadaan baru.
- Dapat membagi sesuatu dengan teman-teman layaknya dalam bermain dengan bergantian.
- Lebih mengenal dan gampang mematuhi berbagai peraturan simpel.
Usia 6-12 Tahun (Anak Usia Sekolah)
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan kognitif anak usia sekolah 6-12 tahun, antara lain.
- Memerlukan klarifikasi yang lebih masuk akal dan nyata disebabkan anak seumuran ini masih memiliki bermacam keterbatasan kekuatan berpikir. Maka dari itu orang tua tidak gampang kesal jika anak seumuran ini sangat tajam dalam penganalisisan dan umumnya berkata “mengapa?”
- Lebih gampang mengerti persoalan dengan objek visual.
- Dapat melatih dalam belajar dengan mengaplikasikan logikanya.
- Lebih gemar melakukan persaingan dengan temannya.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan fisik anak usia sekolah 6-12 tahun, antara lain.
- Mesti secara teratur mengecek kesehatan khususnya mata, telinga, dan gigi, hal itu disebabkan pada fase ini anak mengalami progres yang berkembang dengan cepat pada panca indranya.
- Mudah membuatnya jadi gendut dan tinggi disebabkan hal tersebut adalah klimaks pada periode pertumbuhannya. Mestinya orang tua menyertakan metode makanan yang sehat.
- Mestinya diajari metode merawat diri layaknya mencuci wajah.
- Mestinya disampaikan wawasan singkat mengenai transformasi fisik pada periode pubertas entah itu anak laki-laki ataupun anak perempuan.
- Proses dalam membentuk otot dan tulang membuatnya jadi lebih komplet.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan sosial emosional anak usia sekolah 6-12 tahun, antara lain.
- Dapat mengerti secara personal dengan begitu baik dan juga dapat mengerti kontribusinya dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat pada umumnya.
- Lebih gemar melakukan sosialisasi dengan teman-temannya dibandingkan bersama-sama dengan kerabat keluarganya.
- Kondisi jiwa yang dengan begitu dominan contohnya lekas marah dan berselisih, tidak gampang mengakui kegagalan dan senantiasa menghendaki diterima dengan sepatutnya di lingkungannya.
- Lebih gemar pada kontribusi orang tua selaku rekan dibandingkan orang yang berumur lebih tua.
Masa Remaja
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan kognitif pada masa remaja, antara lain.- Menggunakan akal dengan lebih masuk akal dan luwes dalam mencari penyelesaian sebuah persoalan.
- Senantiasa ingin tahu dalam mengenal sebanyak-banyaknya info keterangan berupa informasi, termasuk yang berhubungan dengan hal baik dan buruk.
- Bisa menetapkan keputusan di antara preferensi-preferensi untuk dirinya sendiri.
- Gampang merasa disakiti hatinya dan keliru menangkap akan klarifikasi orang lain.
- Belajar memperhatikan sesuatu dari perspektif yang berbeda. Hal itulah yang menyebabkan orang tua yang tidak mengerti tahap ini senantiasa memberi stigma negatif terhadap anak remaja sebagai pembangkang. Sebenarnya hal tersebut cuma fase dari waktunya untuk belajar berlogika dengan begitu menyeluruh. Mendiamkan anak pada waktu ini menyebabkannya tumbuh tidak imajinatif, lebih ke arah sesuka hati disebabkan hanya memperhatikan dari satu sudut pandang saja.
- Lebih menaruh kepercayaan kepada figur yang dinilai bijak, lapang dada, sabar dan rajin.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan fisik pada masa remaja, antara lain.
- Transformasi fisik bakal lebih kentara antara remaja putra dan putri. Hendaknya orang tua menyampaikan pemahaman dengan begitu terperinci mengenai berbagai organ produksi dan mekanisme merawatnya.
- Telah terdapat perasaan tertarik dengan lawan jenis.
- Kemauan berkenaan dengan jenis kelamin yang telah berkembang. Orang tua mesti memberikan ilustrasi dalam bersabar terhadap kemauan berkenaan dengan jenis kelamin untuk tidak melakukan hubungan mesra di hadapan anak dan temperamental yang tidak konsisten.
- Stamina lebih besar, memerlukan makanan dengan begitu banyak. Hendaknya orang tua memberikan sesuatu yang terbaik dari awal supaya anak remaja tidak asal-asalan makan untuk memuaskan rasa lapar. Dan juga, hendaknya anak remaja memiliki banyak kegiatan yang berguna untuk mencurahkan stamina dan keinginannya.
Berikut ini berbagai hal dalam perkembangan sosial emosional pada masa remaja, antara lain.
- Dapat belajar mengembangkan interaksi sosial dengan begitu baik kepada teman-temannya dan juga lawan jenisnya.
- Eksplorasi kepribadian berupa jati diri, mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya sebagai anak remaja.
Demikian penjelasan tahap-tahap perkembangan anak yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.
Referensi:
Sugijokanto, Suzie. 2014. Cegah Kekerasan pada Anak ( Apa Saja Kategori Kekerasan Terhadap Anak dan Bagaimana Solusi Serta Pencegahannya). PT Elex Media Komputindo. Jakarta.