Anak Berkebutuhan Khusus: Pengertian dan Klasifikasi
Table of Contents
Pengertian dan Klasifikasi. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam mekanisme pertumbuhan dan perkembangannya mengalami ketidaknormalan atau ketidaksesuaian entah itu emosi, inteligensia, dan lain sebagainya, jika diibaratkan dengan anak seusianya, maka dari itu mesti memperoleh edukasi dan bantuan tersendiri.
Anak diketahui berkebutuhan khusus jika mempunyai relevansi untuk menyelaraskan agenda pendidikan. Dilihat dari aspek statistika, anak dinilai berkebutuhan khusus bila mendapat kelainan dari standar normal entah itu kelainan dibawah atau diatas rata-rata. Kelainan yang muncul bisa dalam bentuk hal yang meliputi kelainan pada daya sensorik layaknya penglihatan, pendengaran, kapabilitas intelektual, keadaan jasmani, intensif dalam emosi sosial, tingkah laku dan lain-lainnya.
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Berikut ini pengertian anak berkebutuhan khusus menurut para ahli antara lain.- Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan ciri spesifik yang memiliki perbedaan dengan anak pada lazimnya tanpa senantiasa memperlihatkan pada ketidaksanggupan psikis, emosi, atau jasmani.
- Menurut Suran dan Rizzo, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dengan relevan memiliki perbedaan dalam sejumlah aspek yang utama dari peranan kemanusiaannya.
- Menurut Frieda Mangunsong, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang bersinggungan atau menyimpang dari kebanyakan anak normal dalam karakteristik psikologis, berbagai kinerja sensorik, jasmani dan neuromaskular, tingkah laku sosial dan perasaan emosi, kinerja dalam melakukan komunikasi, dan juga membutuhkan transfigurasi berbagai tugas sekolah, cara belajar atau fasilitas berupa pelayanan untuk peningkatan kemampuan.
- Menurut Arum, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam mekanisme tumbuh kembang secara partikular mendapatkan ketidaknormalan atau kelainan dalam ketidakmampuan secara fisik, psikis, kognitif, sosial maupun emosi daripada dengan anak-anak lain seumurannya.
B. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Berikut ini klasifikasi anak berkebutuhan khusus antara lain.1. Anak Tunanetra
Anak tunanetra merupakan keadaan seorang individu yang mempunyai daya penglihatan tidak lebih dari 6/21 atau anak yang cuma bisa membaca kata maupun huruf sejauh 6 meter, orang pada umumnnya bisa dibaca sejauh 21 meter. Anak tunanetra dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni buta serta penglihatan rendah (low vision). Seorang individu dianggap buta bila sepenuhnya tak dapat menerima stimulasi cahaya dari luar dan dianggap memiliki penglihatan rendah bila masih bisa mendapat stimulasi berupa sorotan cahaya dari luar namun daya intensitasnya lebih dari 6/12 atau suatu individu yang cuma bisa membaca judul pada koran.2. Anak Tunarungu
Anak dengan ketidaknormalan pada pendengaran kerap kali dikenal dengan tunarungu (hearing impairment). Seorang individu dianggap tunarungu jika mendapat masalah dalam mendengar secara ringan hingga berat diklasifikasikan ke dalam hal yakni tuli dan minim mendengar. Anak tunarungu merupakan kekurangan atau ketiadaan pendengaran yang menyebabkan suatu individu tidak dapat memahami stimulasi-stimulasi khususnya yang bersumber dari indera pendengaran layaknya telinga. Seorang individu yang mengalami kendala pendengaran secara menyeluruh atau sebagian bakal mendapat ketidaknormalan dalam berkomunikasi sebab minimnya khazanah bahasa. Keterbatasan tersebut mendatangkan pandangan terbuang pada pribadi anak yang tunarungu.3. Anak Tunagrahita
Tunagrahita merupakan sebutan untuk menamakan anak yang memiliki daya inteligensia dibawah rata-rata. Menurut artinya tuna bermakna merugi atau kurang dan grahita ialah daya pikir dan dalam terminologi asing dikenal mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, atau mental defective.Keterbelakangan mental mengindikasikan peranan inteligensia dibawah rata-rata yang dibarengi ketidaksanggupan dalam adaptasi tingkah laku dan muncul dalam tahap perkembangan. Perlu untuk diketahui retardasi mental merupakan keadaan intelektual dibawah rata-rata dengan kadar kecerdasan (intelligence quotient) dibawah 84 yang terjadi ketika belum berumur 16 tahun dan memperlihatkan terdapatnya kendala dalam tingkah laku adaptif.
4. Anak Tunadaksa
Fisik merupakan aspek utama dalam mekanisme membentuk representasi tubuh dan dalam progres konsep diri. Suatu individu yang mempunyai keterbatasan motorik dan jasmani bakal memberi pengaruh pada representasi secara personal. Tunadaksa kerap kali ditafsirkan sebagai kondisi yang mengalami gangguan atau terhambat disebabkan oleh kendala bentuk atau kendala otot, tulang, sendi pada peranannya yang seimbang.Tunadaksa dalam literatur asing dikenal dengan sebutan physical and health impairment disebabkan kendala fisik serta terdapat hubungannya dengan kesehatan layaknya epilepsi, spina bifida, dan cerebal palsy. Kondisi tunadaksa bisa dikarenakan oleh sifat asal dari lahir, masalah penyakit atau insiden kecelakaan.
5. Anak Tunalaras
Anak tunalaras kerap kali dikenal dengan anak tunasosial sebab mempunyai perilaku yang memperlihatkan penolakan akan nilai-nilai sosial pada khalayak ramai layaknya melukai, mengganggu seseorang dan merampas hak orang lain. Akan tetapi, istilah tunasosial tersebut masih banyak disanggah oleh para pakar.Para anak yang mengalami kendala atau gangguan tingkah laku adalah anak yang secara aktual dan kronis untuk menanggapi lingkungan dengan tidak ada kesenangan berarti akan tetapi tidak berarti anak-anak tersebut tidak bisa diajari tingkah laku yang sesuai nilai-nilai berlaku. Anak tunalaras masih mampu diajari tingkah laku yang bisa diterima publik dan menyenangkan diri pribadinya.
6. Anak Autis
Autisme merupakan keadaan individu yang mempunyai atensi pada ranah lingkungannya sendiri. Tanda-tanda autis bisa terlihat sebelum berumur 3 tahun yang dibuktikan dengan gejala layaknya kendala berkomunikasi, berinteraksi, berhubungan dengan pancaindera, metode bermain, dan tingkah laku emosi.Bayi yang menderita autis bakal menampik sentuhan orang tua, tidak menanggapi keberadaan orang tua, dan mempraktikkan suatu hal kewajaran yang tidak diperbuat oleh bayi pada umumnya. Sejumlah anak autis pun mengalami indikasi buruk pada skizofrenia layaknya menghindarkan diri dari lingkungan dan buruk dalam menggunakan akan untuk berpikir ketika mulai dewasa. Autis muncul berbarengan dengan kendala psikiatrik lain layaknya gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif dan sindrom tourettes.
Demikian penjelasan anak berkebutuhan khusus: pengertian dan klasifikasi. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.
Referensi:
Imam, Setiawan. 2020. A to z Anak Berkebutuhan Khusus. CV Jejak. Sukabumi.
Sudana, Antonius Ari. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Familia Pustaka Keluarga. Yogyakarta.