Skala Psikologi: Pengertian dan Karakteristik

Table of Contents
Pengertian, dan Karakteristik. Psikologi adalah studi yang mendalami tentang naik turun mental seseorang melalui kepribadian. Perihal tersebut disebabkan rohani adalah objek yang sukar untuk ditinjau dan diamati. Sementara itu, psikologi adalah studi yang memiliki sifat empiris, dengan kata lain objek tinjauannya mesti memiliki sifat bisa dikuantifikasikan dan diteliti.
 
Skala Psikologi Pengertian dan Karakteristik
 
Atas dasar itulah, dalam mendalami dan menelaah naik turunnya mental itu, dibutuhkan sesuatu yang lebih mampu nampak serta termasuk aktualisasi dari mental itu sendiri. Maka, psikologi mengkaji tingkah laku dari seseorang sebab tingkah laku adalah gambaran dari naik turunnya kejiwaan dan psikologis.
 
Dalam progresnya, psikologis menerapkan pendekatan-pendekatan penelitian. Pendekatan itu sendiri, dibutuhkan suatu media untuk memperhitungkan ukuran variabel atau tingkah laku. Satu diantara medianya kerap kali disebut sebagai skala psikologi.

A.    Pengertian Skala Psikologi

Berikut ini pengertian skala psikologi menurut para ahli, antara lain.
  • Menurut Wahyu Widhiarso, skala psikologi adalah media berupa alat pengukuran untuk mengenali susunan psikologis. Kerap kali dinamai dengan tes, akan tetapi dalam perihal tersebut skala psikologis diperuntukkan sebagai sebutan untuk karakter afektif, sementara itu istilah tes diperuntukkan untuk karakter kognitif.
  • Menurut Riska Nur’Akhidah Sari, skala psikologi adalah instrumen ukur yang dipakai guna membeberkan konsep atau motif mental yang mencitrakan perspektif personalitas seseorang layaknya kecenderungan akan sikap agresif, tingkah laku atas sesuatu, konsep diri, keresahan, pemahaman, dan semangat.

B.    Karakteristik Skala Psikologi

Berikut ini karakteristik skala psikologi antara lain.

1.    Sifat Data

Informasi berupa data dari skala psikologi memiliki sifat subjektif. Subjektif disini bukan berarti tidak objektif, sebab media ukur psikologi mencakup skala psikologi mesti melengkapi prinsip objektif. Subjektif dalam perihal tersebut lebih dimaknai kalau jawaban antarsubjek riset mungkin tidak dalam kedudukan yan selaras, walaupun saling menentukan pilihan yakni satu jawaban. Contohnya, skala yang memiliki bentuk layaknya likert, tentunya memberikan lima opsi jawaban yakni sangat sesuai, sesuai, netral, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Mungkin,Subjek A dan B saling memberi jawaban “sesuai” yakni 4. Namun, bila diukur lebih lanjut, nilai atau taraf dari jawaban “sesuai” dalam subjek A dan B mungkin berlainan. “sesuai”-nya subjek A dapat berkedudukan pada nilai 8 (skala 1 sampai 10), sementara itu “sesuai”-nya subjek B berkedudukan pada nilai 7 (skala 1 sampai 10).

2.    Arah Pertanyaan

Satu diantara keterangan berupa tanda dari psikologi yang baik ialah saat seorang individu tidak menginterpretasikan skala psikologi ini untuk meninjau variabel apa dalam dirinya. Perihal tersebut mempunyai orientasi untuk memastikan keobyektifan tanggapan dalam bentuk jawaban dari subjek riset. Bila arah pertanyaan dalam skala psikologi begitu eksplisit, karena itu takutnya menimbulkan perilaku subjek riset yang menyampaikan jawaban searah dengan intensi sosial atau yang sepatutnya serta lebih dikenal social desirability atau berpura-pura baik (faking good). Sedangkan pandangan atau sikap subjek riset yang sesungguhnya kerap kali tidak selaras dengan intensi atau nilai sosial. Sebagai contoh, untuk mendapatkan keterangan mengenai tingkat semangat belajar seorang individu, individu tersebut tidak serta merta ditanya “bagaimana semangat belajarnya?”, namun seorang individu diberikan sejumlah pernyataan yang membuatnya jadi parameter atau indikator dari semangat belajar.

3.    Kesadaran pada Tujuan Penilaian Berupa Pengukuran

Lantaran arah pertanyaan dalam skala atau media ukur psikologis tidak serta merta, oleh karena itu subjek riset tidak sadar kalau satu diantara variabel psikologisnya tengah dikuantifikasikan atau dikaji dengan skala ini. Semakin subjek riset tak sadar dan tak tahu akan variabel psikologis apa yang tengah dikuantifikasikan atau dikaji, sehingga semakin objektif tanggapan berupa jawaban yang disampaikan oleh subjek riset. Sementara itu, bila subjek riset menyadari media ukur psikologis itu memperhitungkan ukuran satu diantara variabel psikologis di dalam dirinya, bisa jadi subjek riset menyampaikan jawaban yang optimal serta begitu diinginkan, walaupun tanggapan jawabannya tidak searah dengan apa yang sedang terjadi. Dimana, dalam media ukur psikologis atau skala, jawaban yang akurat yakni jawaban yang mengemuka, atau searah dengan keadaan subjek riset, bukan jawaban yang sepatutnya atau jawaban yang optimal. Atas dasar itulah, skala yang sepatutnya adalah skala yang tidak menimbulkan kesadaran pada diri subjek riset terhadap jawaban yang optimal.

4.    Penilaian

Penilaian pada skala psikologi mempunyai mekanisme tertentu. Dengan kata lain, bila mekanisme penilaian ini tidak diindahkan, bisa dipastikan akan terjadi distorsi dari perolehan hasil pengukuran. Artinya, nilai yang ditelaah tidak bisa mencitrakan keadaan subjek riset yang sesungguhnya. Contoh mekanisme penilaian tersebut misalkan pada skala yang bermotif likert. Skala dengan mofit likert kerap kali menerapkan empat opsi jawaban: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Dalam lingkup skala likert juga termuat dua format soal, yakni favourable dan unfavourable, mempunyai mekanisme penilaian antara lain: bila subjek merespons jawaban sangat sesuai maka skornya 4, sesuai skornya 3, tidak sesuai skornya 2, sangat tidak sesuai skornya 1. Sedangkan, untuk poin keterangan unfavourable bila subjek merespons jawaban sangat sesuai skornya 1, sesuai  skornya 2, sangat tidak sesuai skornya 3, dan sangat tidak sesuai skornya 4. Mekanisme lainnya adalah untuk skala sikap, tidak terdapat skor 0 sebab prinsipnya adalah tidak terdapat jawaban benar serta salah pada skala sikap. Di samping itu, dalam skala kognitif ada skor 0 bila subjek menyimpang dalam menjawab dan skor 1 bila subjek akurat dalam menjawab. Mekanisme penilaian ini mesti diindahkan.

5.    Kuantitas Konsep yang Diungkap

Skala psikologi cuma bisa mengukur atau mengungkap satu konsep atau satu variabel psikologis belaka. Maka dari itu, dalam satu skala tidak bisa tersusun dari sejumlah variabel psikologis. Perihal tersebut disebabkan, skala psikologis memiliki orientasi ingin mengungkap suatu variabel psikologis yang telah ditentukan. Atas dasar itulah, saat skala psikologis tersusun dari variabel-variabel, maka orientasi itu sendiri tidak bisa diraih. Di samping itu, skala psikologis mesti mempunyai kebenaran yang jelas, yakni presisi target pengukuran. Bila skala psikologis disusun dari variabel-variabel, maka sama saja kalau skala itu tidak mempunyai kebenaran.

6.    Reliabilitas

Reliabilitas merupakan kapabilitas keteraturan suatu skala psikologi. Satu diantara syarat dari media ukur psikologi yang berdaya guna yakni mempunyai reliabilitas yang tinggi. Untuk memahami taraf reliabilitas media ukur psikologi ini, mesti dilakukan percobaan media ukur. Perolehan berupa hasil dari percobaan media ukur ini selanjutnya diproses dan ditelaah agar supaya memperoleh konklusi tentang reliabilitas media ukur itu sendiri. Simpelnya, media ukur psikologi mesti diuji sebelum digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai reliabilitasnya.

7.    Validitas

Ketentuan lainnya dari media ukur psikologis yang berdaya guna adalah mempunyai validitas yang tinggi. Validitas ialah sampai mana media ukur psikologis memperhitungkan ukuran variabel yang ingin diukur. Simpelnya, media ukur psikologis itu bisa mengukur dengan akurat atau tidak. Ringkasnya, validitas itu sendiri bisa diraih dengan sejumlah cara, contohnya mengupayakan dalam membuat media ukur psikologis menurut prinsip yang memang mengilustrasikan kejadian atau fenomena yang ingin diteliti, lalu dibuat blue print media ukur, yang mengemukakan berbagai poin keterangan yang mencerminkan berbagai perspektif teori variabel itu, kemudian dievaluasi oleh para pakar atau penilaian profesional (profesional judgement). Implikasinya, media ukur psikologis mesti terbat dari struktur yang jelas.

 
Demikian penjelasan skala psikologi: pengertian, dan karakteristik. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.

 
Referensi:
 
Saifuddin, Ahmad. 2020. Penyusunan Skala Psikologi Edisi Pertama. Kencana. Jakarta.