Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dalam Budidaya Cabai Merah

Table of Contents
Budidaya Cabai Merah. Cabai merah lazimnya mampu ditanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi layaknya pegunungan. Proses dalam memanam cabai merah hendaknya dilakukan pada penghujung musim hujan atau saat mendekati musim kemarau. Kebutuhan cabai merah di dalam negeri relatif melonjak. Karenanya, budidaya dan penanaman cabai merah sebaiknya dikerjakan dengan layak supaya panen maksimal. Dengan demikian, kebutuhan cabai merah dapat terpenuhi.

Budidaya Cabai Merah

Sebagai produk dagangan utama yang tentunya substansial, cabai merah sebagian besar diperlukan oleh khalayak umum. Cabai merah dimanfaatkan untuk penyedap, penambah cita rasa, pewarna makanan, dan obat. 

Tanaman cabai merah tergolong dalam famili Solanaceae. Klasifikasi yang tersedia lebih dari 20 varietas. Budidaya cabai merah secara mendalam memerlukan teknik khusus agar perolehan hasil berupa produksinya menjadi baik sekali.  Maka, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui dalam budidaya cabai merah antara lain.

A.    Syarat Tumbuh

Dalam syarat tumbuh pada cabai merah terdapat sejumlah faktor yang harus dipenuhi antara lain.

1.    Ketinggian Tempat

Tanaman cabai merah begitu sesuai di berbagai daerah yang memiliki ketinggian, dari dataran rendah hingga dataran tinggi setinggi-tingginya 1.400 meter diatas permukaan laut. Makin bertambah tinggi lahan tentunya proses tumbuh kembang cabai merah kian lambat akibatnya umur tanaman ini lebih panjang. Tinggi lokasi daerah memberikan pengaruh pada jenis cabai merah yang akan ditanam.

2.    Jenis Tanah

Cabai merah begitu sesuai di berbagai jenis tanah. Keadaan tanah yang baik yakni tanah lunak tentunya tidak keras dan tidak lembek, remah, terpenuhinya kandungan materi organik, terpenuhinya unsur hara dan air, terhindar dari serangan gulma, kadar keasaman tanah maksimal 6 hingga 6,5. Akan tetapi, cabai merah bisa mengalami pertumbuhan yang baik pada kadar keasaman 5,5 hingga 6,8, suhu 24 hingga 30 derajat celsius dan dalam keadaan yang lembap tentunya memadai (lembap namun tidak basah).

3.    Iklim dan Curah Hujan

Iklim memberikan pengaruh pada proses tumbuh kembang tanaman cabai merah lantaran berhubungan dengan temperatur. Temperatur maksimal untuk setiap rentang waktu pertumbuhan memiliki perbedaan. Dalam rentang waktu untuk proses menghasilkan kecambah pada cabai merah memerlukan temperatur 20 hingga 40 derajat celsius, sementara itu rentang waktu proses tumbuh kembang pada cabai merah memerlukan temperatur kira-kira 24 hingga 27 derajat celsius di siang hari dan 18 hingga 25 derajat celsius pada malam hari.
 

B.    Penentuan Jarak Tanam

Jarak tanam ditetapkan sesuai dengan jenis cabai merah yang ingin ditanam. Menurut observasi lapangan, jarak tanam yang lapang lebih baik untuk kesehatan tanaman ini. Jika mengaplikasikan jarak tanam yang berjejal atau rapat menjadikan keadaannya di sekeliling tanaman cabai merah menjadi berair. Keadaan ini mampu mendatangkan parasit layaknya kutu daun dan jamur. Parasit tersebut begitu menyukai berbagai lokasi yang terdapat sedikit berair. Di samping itu, jarak tanam yang berjejal akan memberikan pengaruh atas pertumbuhan cabang dan ranting pada tanaman cabai merah. Perihal tersebut secara tidak langsung akan memberi pengaruh pada penghasilan produk berupa cabai merah.
 
Jarak tanam yang lazimnya diaplikasikan oleh petani adalah 40 sampai 60 cm untuk jarak antarlubang dan 60 sampai 70 cm untuk jarak antarderetan. Akan tetapi, jarak tanam ini rupanya menyebabkan banyak tanaman cabai merah yang terkena gangguan berupa penyakit layu dan buahnya busuk. Terlebih lagi, di lokasi lain, terdapat pula tanaman cabai merah yang terkena penyakit keriting daun. Atas dasar itulah, jarak tanam cabai hendaknya dilapangkan pada kisaran 100 cm x 100 cm.

C.    Lubang Tanam dan Metode Penanaman

Lubang tanam dibentuk menurut deretan lurus tanaman. Lazimnya masing-masing batasan tanah terdapat dua deretan lurus. Penggarapan lubang tanam pun harus menurut metode penanaman. Lazimnya, terdapat dua metode penanaman yakni, dengan cara monokultur dan tumpang sari.
 
Metode monokultur adalah metode budidaya tunggal yang mengupayakan hanya terdapat satu varietas tanaman dalam satu bidang lahan, contohnya hanya cabai merah saja. Sedangkan, metode tumpang sari adalah metode budidaya tanaman yang sekalian pada rentang waktu yang sama untuk menanam dua varietas tanaman ataupun lebih dalam satu bidang lahan, contohnya bawang merah dan cabai merah.
 

D.    Penanaman Bibit

Bibit untuk ditanam adalah bibit yang telah memiliki umur 1 hingga 1,5 bulan sesudah proses semai berupa benih. Jika proses semai dikerjakan kira-kira pada bulan Januari hingga februari, realisasi dalam proses menanam bibit cabai merah akan dilaksanakan pada bulan Februari hingga April.
 
Ketika belum terjadi penanaman, kantong plastik layaknya polibag yang merupakan wadah pembibitan mesti disisihkan terlebih dahulu. Ketika proses membuang polibag penting untuk dijaga supaya akar tanaman cabai merah tidak rusak. Atas dasar itulah, perihal ini mesti dikerjakan dengan teliti. Hendaknya dikerjakan tidak jauh dari lubang tanam supaya bibit cabai merah bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam.
 
Jika proses menanamnya dikerjakan dengan metode monokultur dan interval jarak tanam 50 sampai 60 cm x 60 sampai 70 cm atau 60 sampai 70 cm x 70 sampai 80 cm, kuantitas tanaman pada bidang lahan akan ada sekitar 20.000 sampai 30.000 tanaman. Sementara itu, jika proses menanamnya dikerjakan dengan metode tumpang sari maka kuantitas tanamannya bergantung pada bentuk yang diaplikasikan. Pendekatan kuantitas tanaman untuk bentuk domino setengah bedeng, bentuk domino, dan bentuk glebagan antara 25.000 sampai 30.000 ribu tanaman cabai merah, sementara itu untuk bentuk renggang kurang lebih 20.000 tanaman cabai merah. Jika memakai interval jarak tanam yang lapang, contohnya 100 cm x 100 cm, jumlahnya cuma 8.000 sampai 10.000 tanaman cabai merah. Sebaliknya, bila interval jarak tanamnya 100 cm x 70 cm, jumlahnya kira-kira 12.000 tanaman cabai merah.
 
Sesudah tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanam, tanah sisa-sisa hasil menggalinya dimasukkan lagi ke dalam lubang seraya diuruk sampai batas pangkal batang ataupun memberi tutup pada tanah bekas proses meletakkan bibit. Kemudian bagian di sekeliling tanaman cabai merah ditindih atau ditekan tertuju ke bagian akar supaya tanah membuatnya jadi sedikit lebih padu. Metode ini memiliki tujuan supaya tanaman ini tidak mudah bergerak berayun-ayun.
 
 
Demikian penjelasan beberapa hal yang perlu diketahui dalam budidaya cabai merah. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.
 
 
Referensi:
 
Ramlan, M., ZA, Yufniati. 2011. Budidaya Cabai Merah. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Aceh. Banda Aceh.
 
Setiadi. 2021. Bertanam Cabai Merah. Penebar Swadaya. Depok.