Hati Nurani: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenis

Hati nurani merupakan suara dari dalam ataupun dorongan moral dalam diri seseorang yang mengarahkan tindakan dan keputusannya dalam pandangan etika dan nilai-nilai moral. Selain itu, hati nurani juga termasuk topik yang kerap kali diulas dalam bidang etika, filsafat moral, psikologi, dengan berbagai sudut pandang dan pendekatan yang berlainan.
 

Hati nurani menggambarkan kemampuan seseorang untuk memahami dan menilai kembali apa yang benar maupun salah dalam perbuatannya dan memainkan peran kunci dalam mengarahkan perilaku moral. Akan tetapi, ada yang mesti dicermati bahwa hati nurani bisa saja berbeda-beda antar individu dan dapat terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal dan internal.

A.    Pengertian Hati Nurani

Berikut ini beberapa pengertian hati nurani menurut para ahli antara lain.
  • Menurut Immanuel Kant, hati nurani adalah suara dalam diri seseorang yang memberi tuntunan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk dalam pandangan etika. Pakar ini juga memandang hati nurani sebagai prinsip moral dari dalam yang memandu seseorang untuk melakukan tindakan sesuai dengan tugas moralnya.
  • Menurut Sigmund Freud, hati nurani adalah bagian dari pikiran terdalam yang berguna untuk menghukum seseorang atas perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai sosial maupun moral yang terdapat dalam dirinya.
  • Menurut Albert Schweitzer, hati nurani adalah dorongan moral dalam diri manusia yang memberikan semangat kepadanya untuk melakukan perbuatan yang mengapresiasi kehidupan dan menghindari penderitaan.
  • Menurut Aristoteles, hati nurani adalah kapasitas berpikir rasional dari manusia untuk memahami nilai-nilai moral dan memanfaatkannya untuk membuat keputusan yang baik. Pakar ini juga berpendapat bahwa, hati nurani merupakan bagian dari akal yang berfungsi untuk mencapai kebahagiaan.
 

B.    Fungsi Hati Nurani

Berikut ini beberapa fungsi dari hati nurani antara lain.

1.    Penilaian Moral

Dengan memiliki hati nurani tentunya akan membantu seseorang dalam menilai perbuatan maupun keputusannya sekaligus orang lain dari perspektif moral. Hal ini pun tidak lepas dari pertimbangan tentang apakah tindakan terkait sesuai dengan norma dan prinsip-prinsip moral yang dipegang teguh oleh individu maupun masyarakat.
 

2.    Kemampuan Berempati

Hati nurani juga memiliki kontribusi dalam kemampuan seseorang untuk merasakan empati terhadap orang lain. Hal ini akan membantu seseorang untuk menunjukkan rasa simpati, belas kasihan, dan kepedulian terhadap kesulitan orang lain. Dengan demikian, hati nurani ini mendorong semangat dalam melakukan tindakan tanpa pamrih.
 

3.    Pembentukan Nilai dan Prinsip

Hati nurani memiliki andil besar dalam pembentukan nilai dan prinsip moral seseorang. Hal ini merupakan hasil dari pengaruh lingkungan sosial, agama, budaya, dan pengalaman pribadi. Hati nurani mempermudah seseorang dalam menerima nilai-nilai moral yang memandu perilakunya.

4.    Menimbulkan Rasa Bersalah dan Kepuasan

Hati nurani kerap kali memicu perasaan layaknya rasa bersalah maupun rasa puas setelah seseorang melakukan perbuatan tertentu. Rasa bersalah timbul saat individu merasa bahwa ia sudah melakukan pelanggaran nilai moral. Adapun rasa puas timbul saat individu merasa perbuatan tersebut sesuai dengan hati nuraninya.

5.    Pertimbangan Moral

Hati nurani menunjang seseorang dalam membuat keputusan moral. Hal ini tidak lepas dari pertimbangan mengenai konsekuensi moral dari perbuatan atau keputusan terhadap diri sendiri dan orang lain. Seseorang dengan hati nurani yang tumbuh cenderung lebih sensitif terhadap dampak moral dari tindakannya.
 

6.    Nilai Sosial dan Hukum

Hati nurani juga berkaitan erat dengan nilai sosial dan hukum dalam masyarakat. Seseorang yang tunduk pada hati nuraninya lebih cenderung untuk menaati nilai-nilai sosial dan hukum yang berlaku, lantaran orang tersebut merasa bahwa ini merupakan perbuatan yang benar dan bermoral.

7.    Kendali Diri

Hati nurani juga berfungsi sebagai pengendalian diri. Seseorang yang memiliki hati nurani yang kuat lebih cenderung untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai etikanya, sekalipun bila perbuatan tersebut menguntungkan orang tersebut secara pribadi.

8.    Perkembangan Moral

Hati nurani mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman. Para anak lazimnya memiliki pemahaman moral yang lebih sederhana, sementara itu orang dewasa memiliki hati nurani yang lebih matang dan rumit. Pengalaman hidup, pendidikan, dan pemikiran mengenai diri sendiri mampu mempengaruhi perkembangan hati nurani.

C.    Jenis-Jenis Hati Nurani

Berikut ini beberapa jenis hati nurani antara lain.

1.    Hati Nurani Universal

Hati nurani universal adalah konsep yang menitikberatkan pada gagasan bahwa ada semacam kesadaran moral maupun pandangan etika yang memiliki karakteristik universal. Karakteristik ini ada di dalam diri setiap orang tanpa memandang agama, budaya, maupun latar belakangnya. Konsep ini menyimpulkan bahwa manusia memiliki suatu “intuisi moral” atau “suara hati” yang memberinya kemampuan untuk membedakan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sekalipun bila manusia ini tidak memiliki pedoman etika yang khusus atau ajaran agama tertentu.
 

2.    Hati Nurani Relativistik

Hati nurani relativistik adalah konsep yang menitikberatkan pada kesadaran atau perspektif etika yang mempertimbangkan paradigma yang berlainan dalam konteks moralitas dan etika. Pernyataan ini mencerminkan pendekatan terhadap norma-norma dan prinsip-prinsip moral yang menyadari bahwa nilai-nilai moral tidak selalu bersifat mutlak atau universal, namun bisa berbeda-beda tergantung pada aspek-aspek layaknya kultur, latar belakang, dan pandangan seseorang.

3.    Hati Nurani Empiris

Hati nurani empiris merupakan pemahaman filosofis yang menitikberatkan pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan moral menurut pengamatan, pengalaman, dan data faktual. Ungkapan ini mengkombinasikan dua faktor penting dalam pemahaman moral yakni “hati nurani” yang mengacu pada suara dalam diri individu yang membimbing tindakan moral, dan “empiris’ yang bermakna sesuatu yang berdasarkan pengalaman dan data empiris yang bisa diamati.

4.    Hati Nurani Agama

Hati nurani agama merupakan pemahaman yang mengacu pada suara batin maupun kesadaran moral yang diyakini ada dalam diri seseorang. Konsep ini berbeda-beda di berbagai agama dan filosofi, namun lazimnya menggambarkan pemahaman manusia mengenai apa yang benar maupun salah, dan membimbing tindakan moralnya. 

5.    Hati Nurani Sekuler

Hati nurani sekuler merupakan pemahaman yang berhubungan erat dengan etika dan moralitas dalam kerangka pemikiran sekuler atau non-agama. Ungkapan ini mengacu pada kemampun seseorang untuk mengambil keputusan terkait moral tanpa bergantung pada perspektif agama maupun ajaran agama tertentu. Satu diantara buah pikiran dalam hati nurani sekuler ialah individu dapat memahami dan mengembangkan nilai-nilai moralnya sendiri berdasarkan pemikiran rasional, kepedulian, logika, dan pengetahuan ilmiah, daripada hanya mengikuti ketentuan etika yang diterapkan oleh agama atau pemuka agama.
 

6.    Hati Nurani Sosial

Hati nurani sosial adalah pandangan yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk merasakan dan memahami prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Pandangan ini meliputi kemampuan seseorang untuk merasa empati terhadap orang lain, mengidentifikasi perasaan, kebutuhan, dan haknya, serta melakukan tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika dalam interaksi sosial.
 
Demikian penjelasan tentang hati nurani: pengertian, fungsi, dan jenis-jenis. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.

 
Referensi:
 
Effendi, Irmansyah. 2002. Hati Nurani. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.