Irigasi: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenis

Table of Contents
Irigasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan dan mengendalikan air demi memastikan kebutuhan lahan pertanian terpenuhi secara teratur dan efisien. Pemberian air lewat irigasi berperan penting dalam menjaga kadar air di tanah, memacu pertumbuhan tanaman, dan mengantisipasi musim kering yang dapat merugikan hasil panen.
 
 
Sejatinya, irigasi mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen distribusi air hingga penentuan kapan dan berapa banyak air yang seharusnya diberikan agar sesuai dengan keperluan tanaman. Sistem irigasi yang diterapkan secara tepat dapat menaikkan hasil pertanian, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sekaligus mendukung kestabilan pasokan pangan di suatu wilayah.

A. Pengertian Irigasi

Berikut ini beberapa pengertian irigasi menurut para ahli antara lain.
  • Menurut Doorenbos dan Kassam, irigasi adalah faktor penentu yang sangat berperan dalam mengendalikan efisiensi penggunaan air untuk tujuan pertanian dan memastikan bahwa panen yang dihasilkan tetap stabil.
  • Menurut Daniel Hillel, irigasi adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengatur pergerakan air dari dalam tanah ke akar tanaman, sehingga proses penguapan ke udara yang terjadi selanjutnya dapat berjalan dengan efektif.
  • Menurut Michael E. Jensen, irigasi adalah suatu proses penyesuaian jadwal dan volume air yang disalurkan, dengan mengacu pada perhitungan neraca air di tanah, data cuaca, dan pembacaan yang akurat dari sensor yang dipasang di lahan.
  • Menurut Keller dan Bliesner, irigasi adalah sebuah metode untuk mengelola dan memasok air dengan maksud untuk memfasilitasi pertumbuhan tanaman, khususnya di lahan pertanian yang curah hujannya terbatas.
  • Menurut Peter H. Gleick, irigasi adalah suatu komponen penting dalam sistem manajemen air secara menyeluruh yang berfungsi untuk menopang produksi pertanian dan kelangsungan hidup populasi manusia.
 

B. Fungsi Irigasi

Berikut ini beberapa fungsi dari irigasi antara lain.

1. Menyediakan Air untuk Pertumbuhan Tanaman

Irigasi secara mendasar berfungsi untuk memasok air yang memadai agar tanaman memiliki kondisi yang kondusif untuk tumbuh dan berkembang secara sempurna. Ketersediaan air sangat dibutuhkan untuk fotosintesis, penyerapan unsur hara, serta untuk memastikan kondisi tanah tetap basah dan tidak kering. Adanya irigasi membuat tanaman tidak lagi bergantung pada curah hujan saja, melainkan memperoleh suplai air yang lebih stabil dan sesuai dengan keperluannya. Kondisi tersebut amat diperlukan, khususnya di wilayah yang mengalami periode kemarau yang lama atau yang kondisi curah hujannya seringkali tidak stabil.

2. Mengatur Kelembaban Tanah

Irigasi juga memiliki peran penting dalam mengatur kelembaban tanah untuk mencapai kondisi yang ideal demi menunjang pertumbuhan tanaman. Jika tanah sangat kering, pertumbuhan akar akan terhenti, sementara tanah yang terlalu basah dapat menjadi pemicu penyakit akar dan merusak kepadatan tanah. Dengan adanya irigasi, kelembapan tanah dapat dijaga, yang menjadikan kondisi lahan pertanian selalu dalam keadaan terbaik untuk budidaya.

3. Meningkatkan Produktivitas Pertanian

Air yang cukup yang didapat dari irigasi berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, yang tecermin dari hasil panen yang lebih banyak. Tanaman yang memiliki pasokan air cukup akan menghasilkan produk pertanian yang lebih melimpah dan memiliki kualitas yang unggul. Oleh sebab itu, irigasi memiliki peran penting dalam menopang ketahanan pangan serta menaikkan taraf hidup para petani di suatu daerah.

4. Mencegah Kekeringan dan Mengurangi Risiko Gagal Panen

Irigasi menjadi solusi utama untuk mencegah kekeringan, terutama ketika menghadapi kondisi iklim yang sering berubah dan tidak teratur. Apabila hujan tidak datang sesuai yang diharapkan, irigasi bisa menjadi sumber air pengganti yang penting untuk melindungi tanaman dari dampak kekeringan. Oleh karena itu, risiko gagal panen dapat diminimalkan, dan kondisi ini secara langsung akan menjamin kelangsungan produksi pertanian.

5. Mendukung Diversifikasi Tanaman

Adanya irigasi memungkinkan petani untuk melakukan diversifikasi tanaman yang lebih bervariasi, sesuai dengan permintaan dan peluang yang ada di pasar. Penanaman secara bergantian tidak terbatas pada padi, karena berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan tanaman perkebunan pun dapat ditanam di waktu yang berbeda. Berkat irigasi, penentuan waktu tanam menjadi lebih bebas, yang membuat petani bisa menanam tanpa bergantung sepenuhnya pada curah hujan.

6. Membantu Pengendalian Banjir dan Erosi

Di samping memberikan keuntungan bagi tanaman, irigasi juga berfungsi untuk mengatur sumber daya air secara komprehensif. Saluran irigasi dapat menyalurkan kelebihan air, yang dapat meminimalisasi risiko banjir di lahan pertanian. Di samping itu, pengelolaan air yang konsisten juga dapat menurunkan risiko erosi tanah yang disebabkan oleh aliran air yang tidak terkontrol.

7. Menunjang Keberlanjutan Pertanian dan Lingkungan

Aspek keberlanjutan juga menjadi bagian dari fungsi irigasi, yaitu melindungi keseimbangan ekosistem dan memanfaatkan air secara efisien. Dengan irigasi yang baik, penggunaan air dapat diatur secara bijak, dan ketersediaan air untuk generasi selanjutnya bisa dipertahankan. Kondisi ini sangat baik untuk metode pertanian berkelanjutan yang mengutamakan kelestarian alam.

C. Jenis-Jenis irigasi

Berikut ini beberapa jenis irigasi antara lain.

1. Irigasi Permukaan

Irigasi permukaan adalah metode penyaluran air yang menggunakan gaya tarik bumi untuk menggerakkan air di atas lahan. Cara ini dapat dioperasikan dengan membanjiri atau mengalirkan air ke lahan pertanian melalui saluran atau parit yang telah disiapkan. Irigasi permukaan menawarkan biaya operasional yang ekonomis karena tidak butuh teknologi canggih, tetapi efisiensi airnya kurang baik akibat banyaknya air yang terbuang sia-sia karena penguapan dan peresapan.

2. Irigasi Bawah Permukaan

Irigasi bawah permukaan merupakan sistem yang mengalirkan air dari bawah tanah untuk memasok air ke akar tanaman. Sistem ini memakai pipa atau saluran tertutup yang tertanam di dalam tanah, yang membuat air dapat langsung diserap oleh akar tanaman. Kelebihan jenis irigasi ini ialah minimnya air yang hilang akibat penguapan, namun biaya pemasangannya cukup mahal dan perlu pemeliharaan agar saluran tetap berfungsi dengan baik.

3. Irigasi Tetes (Drip Irrigation)

Irigasi tetes adalah teknik yang mengantarkan air secara tepat ke bagian akar tanaman, menggunakan selang atau pipa yang dilengkapi lubang kecil (emitter). Dengan sistem ini, air disalurkan secara terukur sesuai keperluan tanaman, yang berdampak pada pemakaian air yang sangat efisien dan tidak berlebihan.  Sistem irigasi tetes memiliki kelebihan dalam menghemat air dan pupuk, serta meningkatkan hasil lahan pertanian secara keseluruhan. Meskipun demikian, jenis irigasi ini mengharuskan adanya investasi awal yang besar dan perawatan rutin untuk mengatasi penyumbatan pipa.

4. Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation)

Irigasi curah atau sprinkler merupakan sebuah cara untuk menghujani lahan dengan air, memanfaatkan pompa dan pipa yang memiliki tekanan tertentu. Sistem ini berfungsi dengan baik untuk berbagai macam jenis tanah serta beragam tanaman yang dibudidayakan. Keunggulan sistem ini menghadirkan penyaluran air yang lebih merata, namun kelemahannya memerlukan tambahan energi untuk mengoperasikan pompa dan berpotensi kehilangan air akibat penguapan, terutama di wilayah yang banyak angin.

5. Irigasi Pompa

Irigasi pompa merupakan jenis irigasi yang mengandalkan pompa untuk menarik air dari tempatnya, seperti sungai, sumur, atau danau, lalu didistribusikan ke area pertanian. Sistem ini lazimnya diterapkan di area yang tidak terhubung dengan sistem irigasi teknis yang mapan. Kelebihan sistem ini terletak pada kemampuannya mengatur waktu dan volume air yang dialirkan, tetapi kelemahannya yaitu membutuhkan sumber energi serta biaya operasional yang cukup besar.

6. Irigasi Pasang Surut

Irigasi pasang surut adalah sebuah metode yang menggunakan naik turunnya permukaan air laut atau sungai untuk memasok air ke kawasan pertanian, khususnya di daerah rawa dan pesisir. Lahan pertanian akan diggenangi air saat pasang, dan air akan kembali lagi saat permukaan air menurun. Jenis irigasi ini berfungsi dengan baik untuk lahan pasang surut, namun menuntut adanya tata kelola pintu air yang baik agar tidak menciptakan kerusakan tanaman akibat air yang terlalu banyak.

7. Irigasi Tradisional

Irigasi tradisional adalah sistem yang masih menggunakan teknik sederhana, seperti gayung dan ember, atau mengandalkan aliran air alami yang tidak memerlukan teknologi canggih. Sistem ini umumnya dijalankan oleh petani dengan skala pertanian yang tidak besar di kawasan pedesaan. Irigasi tradisional memang murah dan mudah dilakukan, tetapi tidak efisien dalam hal penggunaan air, serta membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit.

Referensi:

Nurwiana, Ida. 2024. Kelembagaan Sistem Irigasi dalam Dimensi Spasial. Penerbit Adab. Indramayu.